Bingung, Mbak. Bingung sak puole. Dengan pikiran tak menentu aku langsung masuk kamar. Beauty case yang berantakan kubiarkan. Wes pokokmen bodo amat.
Keesokan harinya spons yang kupakai untuk merias mereka langsung kubuang. Kalau bedaknya ya nggak. Wong Mihil.
Sepanjang hari itu aku lebih banyak bengong. Kepikiran terus sama tiga gadis itu. Bisa-bisanya mereka datang minta dirias. Lha opo nang alame kono ki ra ono tukang rias? Wajahnya, tawanya, pandangan matanya teruus saja kebayang.
Sampai akhirnya di hari Minggu, aku merias di daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Seperti biasa aku bareng Mbak Nurmala. Yang sering baca ceritaku pasti kenal sama Mbak Nurmala ini. Si mantan penari jaipong yang bahenol. Padanya aku bercerita tentang kejadian mistis yang aku alami. MbaK Nur bilang, "Santai aja, Nir. Siapa tahu lu bakal dapat job gede. Tukang dagang kayak kang sate sama kang bakso aja kalau habis didatangi Mbak Kunti dagangannya langsung laris."
Aku ya cuma mengamini. Andai kata benar, yo Alhamdulillah. Kalau nggak yo wes gak apa-apa. Yang penting mereka datang minta tolong aku bisa menolong semampuku. Masalah rejeki biar Allah yang mengatur. Sesimpel itu pikiranku.
Hari-hari pun berlalu. Peristiwa malam itu perlahan mulai terlupa. Sampai akhirnya pada suatu hari di bulan April, Mbak Nur tiba-tiba menelpun. Dia bilang begini, " Nir, lu inget gak sama mimpi lu waktu ngrias cewek Karet Bivak?"
"Iya, Mbak. Kenapa emang?"
"Noh, mimpi lu jadi kenyataan. Ada Waliyullah yang dimakamin di sana."
"Hah? Serius lu Mbak? Siapa?"
"Ustadz X (Maaf gak kusebut namanya ya Mbak-Mbak, tapi pasti njenengan tahu)."
Innalillahi wa inna illaihi rojiun. Aku langsung deleg-deleg. Bengong. Saking sibukku hari itu aku belum nonton tivi. Jadi nggak tahu kalau Ustadz X meninggal.
Langsung kunyalakan tivi. Ya Allah, bener, Mbak-Mbak. Ustadz yang super baik itu ternyata meninggal karena kecelakaan tunggal dan jenazahnya dimakamin di TPU Karet yang berada dalam satu jalur dengan TPU Karet Bivak.
Aku nangis sesenggukan. Bener-bener gak nyangka kalau Waliyullah yang tiga gadis itu maksud adalah beliau. Ya Allah, saking istimewanya beliau sampai Allah menggerakkan hati makhluk alam lain untuk menyambut kehadirannya.
Wes semene disik ceritaku ya, Mbak/Mas. Lain kali aku datang lagi dengan cerita lain yang lebih seru. Salam sayang selalu dari Nirmala Ayu.
Tamat.
0 komentar: