Saturday, September 19, 2020

Cerpen Misteri Pendakian Alam Gaib Di Gunung Malabar Part 2


Kami saling bertanya suara apa itu karena menurut kami suara besi nyaring yang saling dipukulkan ditengah-tengah perkebunan dengan suara yang cukup nyaring terdengar aneh dan janggal, mengingat Kita sudah cukup jauh dari pemukiman.

Karena penasaran kami berenam berpencar tidak terlalu jauh untuk mencari sumber suara tersebut.

Namun karena tidak menemukan sumber suara besi itu berasal, Kami melanjutkan perjalanan dengan tidak terlalu menghiraukan suara besi yang cukup menganggu itu walaupun suaranya tidak kunjung berhenti.

Kita berjalan terus menapaki jalan setapak yang masih cukup datar dan belum terlalu menanjak,

lalu mulai memasuki hutan.

Di perbatasan antara kebun dan hutan Kami berenam kaget karena bertemu dengan sepasang lelaki dan perempuan muda sekitar berumur 25 tahunan yang entah sedang melakukan apa ditengah gelapnya kebun malam-malam begini.

Ketika kami menyorotkan senter ke arah mereka, si pria tiba-tiba gelagap lalu berdiri seraya menggoyang-goyang kan paralon saluran pengairan kebun yang berada di dekatnya (Pengalihan Isu) Lalu dia bertanya,

“Kamarana Euy?” (Mau Pada Kemana Bro?)

Lalu Saya menjawab sambil berlalu,

“Ka Malabar A” (Ke Malabar)

Sambil membicarakan apa yang sedang dilakukan sepasang pemuda itu kami terus berjalan hingga akhirnya tiba di pos 1.

Di pos 1 kami beristirahat cukup lama sambil merokok dan membuat api unggun kami masih membicarakan sepasang pemuda tadi yang berkemungkinan sedang mesum malam-malam di tengah gelap perkebunan, karena malam begini sudah dapat dipastikan bahwa kebun adalah tempat yang sangat sepi dan pas untuk melakukan hal nekat karena kemungkinan nya sangat kecil akan ada yang melihat atau memergoki kecuali jika sedang musim panen atau bernasib buruk dengan kebetulan ada pendaki gunung yang sedang melintas seperti Kami berenam.

Kebetulan di pos 1 Saya duduk agak terpisah dari yang lain karena posisi pos 1 tidak terlalu luas dengan kontur tanah yang sedikit miring, Saya duduk membelakangi teman-teman yang lain sambil merokok dan terus melihat sekeliling tanpa (belum) memikirkan tentang hal mistis apapun.

Dipikiran saya hanya ada “Jam berapa kami akan sampai di puncak?” atau “Apakah puncak Gunung Malabar ini masih jauh?” pokoknya saya hanya memikirkan puncak dan puncak,

Sampai tiba-tiba pandangan Saya terpaku pada sebuah  pohon cukup besar yang berada tepat beberapa meter di depan Saya yang gelap namun terlihat samar-samar seperti ada sosok kasar berwarna putih yang sedang berdiri di depan pohon tersebut, Saya dan pohon itu tidak terhalang apapun, hanya terpisahkan jarak oleh jalan setapak yang cukup luas.

Lalu tiba-tiba Adul menepuk pundak Saya dan bilang,

“Ieu Kue Ngeunah” (Ini Kue nya Enak) sambil menyodorkan kemasan berwarna merah yang cukup besar.

Pandangan dan pikiran saya pun langsung teralihkan dan mengambil beberapa keping kue yang Adul sodorkan tadi.

Saya pun mulai tidak terlalu menghiraukan mahluk berwarna putih apa yang saya lihat samar-samar di depan pohon besar tadi dengan dalih mungkin itu cuma perasaan Saya saja.

Bersambung...

Previous Post
Next Post

0 komentar: