Target kami sebelum puncak adalah POS 4 dimana itu akan menjadi tempat beristirahat kami yang terakhir sebelum melanjutkan perjalanan dan bermalam di puncak, karena berdasarkan pengalaman Adul, Irgi, dan Amad jarak dari Pos 4 ke puncak tidak terlalu jauh.
Kami pun berjalan kembali memasuki hutan yang rapat dan gelap dengan masih berusaha berjalan sambil bercanda dengan posisi Kipot di Paling depan, disusul Adul, Lalu Amad, Agan, Saya (Pokis), dan Irgi di Paling belakang.
Waktu pada jam tangan saya sudah menunjukan pukul 10 malam kala itu,
jika berpatok pada Estimasi pendakian berarti pos 4 dan puncak gunung tidak jauh lagi.
Jika ada yang bertanya kenapa sedari tadi Pos 2 dan Pos 3 sama sekali tidak dibahas ataupun disinggung, itu adalah karena memang selama Perjalanan pendakian kami tidak menemukan Pos, selain Pos 1 dan Pos 4, Pos 1 memiliki ciri ukuran tempat yang cukup luas dan kami menyimpulkan Pos 1 berdasarkan Informasi dari Adul, Irgi, dan Amad yang telah beberapa kali mendaki ke Gunung Malabar, dan berdasarkan penuturan mereka saat pertama kali mereka mendaki ke Gunung ini terdapat plat bertuliskan Pos 1 yang terpasang disekitar tempat yang kami simpulkan adalah Pos 1 dibawah tadi.
Sedangkan Pos 4 menurut penuturan Adul, Irgi dan Amad memiliki Plat bertuliskan Pos 4 yang terpasang pada pohon besar.
Kami terus berjalan dan berjalan, menyusuri dedaunan tinggi yang tingginya lebih tinggi dari tubuh kami, bergantian dengan pepohonan yang rapat dan hutan saat itu dipenglihatan kami begitu gelap. Sesekali kami menemukan seperti akar pohon yang rapat melingkar mempersempit jalan yang kami lalui, tumbuhan tersebut membentuk seperti terowongan yang membuat kami harus membungkuk bahkan merangkak untuk melewatinya.
Kami terus berjalan dengan melewati dedaunan tinggi dan pepohonan rapat yang tidak jarang bergantian, sampai akhirnya Adul bilang,
“Pos 4 Euy” (Pos 4 Gaes)
Mengingat posisi nya yang ada didepan bersama Kipot kami yang berada dibelakangnya berlari bersemangat menuju ketempat Adul yang cukup berjarak didepan, ketika sampai Kami berenam langsung terduduk dan membuka sedikit cemilan untuk mengisi perut dan mulai kembali merokok, Setelah cemilan habis Amad yang sedari tadi melihat sekeliling tiba-tiba bilang,
“Dul, Sainget Urang Ieumah lain POS 4” (Dul, Seinget Gua Bukan ini Pos 4)
Adul yang spontan melihat sekeliling, dan tidak menemukan Pohon besar yang terpasang plat bertuliskan POS 4 langsung bilang,
“Heeh bener, Hayu Lanjut Jalan” (Iya Bener, Ayok Lanjut Jalan)
Kipot sambil Berjalan bilang,
“Anjing tertipu kita bangsat, Pos 4 KW Ieumah” (Anjing tertipu Kita Bangsat, ini Pos 4 palsu)
Kami yang mendengar mereka berkata demikian sontak langsung berdiri dengan agak terburu-buru, Seraya Kami semua bergegas Kembali berjalan dengan Irgi yang meninggalkan sampah plastik kemasan bekas cemilan diatas batu tempat Dia terduduk tadi.
Di Gunung kita memang tidak boleh dan sebenarnya Kami tidak biasa membuang sampah sembarangan, namun saya punya firasat lain dan berniat akan membawa sampah ini esok hari ketika turun gunung.
Kami terus berjalan berharap segera menemukan pos 4. Berjalan, berjalan dan berjalan sampai waktu sudah menunjukan pukul 12 malam, Namun tidak kunjung menemukan POS 4 yang sesungguhnya kala itu.
Kami semakin merasa janggal, Suara besi dan suara motor sudah tanpa saya sadari ternyata sudah menghilang, namun kunang-kunang di pinggiran jalan setapak masih terlihat.
Kipot yang sedari tadi paling sering memulai candaan sekarang sudah mulai terdiam dengan sedikit-sedikit berhenti berjalan membuat kami semua otomatis berhenti berjalan juga.
Ketika berhenti Kipot bertanya kepada Adul yang berada tepat di belakangnya,
“Dul, Itu Naon Di Hareup?” (Dul, Lihat Itu di Depan Ada Apa?) Seraya menoleh ke arah belakang dengan suara yang cukup pelan.
Adul yang sambil tertunduk menjawab seolah bahwa dia sudah memeriksa apa yang ada di depan,
“Eweuh Nanaon Pot, Hayu We Lanjut!”
(Ga Ada Apa-apa Pot, Ayok Lanjut Aja!)
Tidak lama dari itu, Kami semua mendengar suara.
Suara itu terdengar sangat berat dan terdengar seperti lelaki tua. Suaranya cukup jelas,
"Menta Udud Euy.." (Minta Rokok)
Kami semua mendengarnya dan sontak berhenti berjalan lalu saling tatap dengan wajah yang tegang dan takut.
Adul yang berusaha menghiraukan suara tersebut lalu bilang
"Hayu Lanjut We Pot!" (Ayok Lanjut Aja Pot!) Sambil sedikit mendorong carrier Kipot.
Bersambung...
0 komentar: