Thursday, October 1, 2020

Cerpen Misteri Kerasukan Dedemit Gunung Salak Part 4

 


"Tidak!", jawab demit itu meminjam mulut Keni. "Masuk neraka kamu! Kafir kamu!", susul Sapri. Iblis itu malah tertawa dengan sangat menyeramkan. Pagi harinya, kami selaku panitia memutuskan untuk kembali turun mencari perumahan penduduk, dengan maksud untuk menyelamatkan Keni, karena walaupun hari telah pagi, demit itu tetap mengikuti dan menyiksa Keni.

Perjalanan turun diwarnai dengan pertarungan yang hebat, bahkan aku yang berlari paling belakang sempat ditarik demit sialan itu, hampir-hampir aku terjerembab jatuh. Bahkan, lewat mulut Keni demit itu mengancam bila telah lewat siang hari dia akan mengundang teman-temannya yang lebih banyak lagi. Ketika kami hampir sampai di pemukiman penduduk, tiba-tiba demit sial itu berpindah merasuki tubuh Rani.

"Jangan...!", teriak Rani sambil menangis histeris. Rupanya dengan jelas Rani melihat makhluk tinggi besar hitam dan berambut panjang itu. Karena Rani tersadar, demit itu tidak berhasil merasuki tubuhnya. Singkat cerita, akhirnya Keni ditangani salah seorang supranturalis di kaki gunung Salak. Setelah ditangani, keadaan Keni mulai tenang dan tidak kacau lagi.

Setelah itu kami memutuskan untuk segera kembali ke Jakarta. Syukur Alhamdulillah, demit itu sudah tidak mengganggu lagi. Dalam perjalanan pulang, aku yang tertidur di bus bermimpi Keni diikuti demit itu sambil menyeringai ke arahku. Sontak aku terbangun. Rupanya, Keni kembali mengamuk di bus. Sampai di kampus, Keni langsung dibawa ke orang pintar.

Orang pintar tersebut mengatakan, bahwa makhluk itu dulunya seorang jawara sakti dan melarikan diri ke gunung Salak sebagai tempatnya yang baru. Keni disukai makhluk jahanam ini, karena akan dijadikan pendamping di alam kegelapan. Karena itulah, ke mana pun dia pergi, makhluk itu akan mengikutinya. Saat berusaha mengobati Keni, orang pintar tersebut menyuruh makhluk itu untuk kembali ke asalnya, tapi dia tidak mau kalau tidak diantar.

Sudah barang tentu, tak satu pun teman-teman yang mau mengantar, karena kami takut itu hanya jebakan saja. Dengan kejadian tersebut, selama satu tahun lebih, aku merasa diikuti terus oleh makhluk itu. Sampai-sampai ke kamar mandi pun harus ditemani oleh kakak atau ibuku.

Sampai kini aku tidak tahu bagaimana nasib Keni selanjutnya. Namun, sempat kudengar kabar bahwa dia menjadi seorang muslimah yang taat. Mungkin, hanya dengan pilihan ini dia bisa melakukan penyembuhan untuk dirinya.

Penulis ~ Nyai Ningmas Ayuu

Previous Post
Next Post

0 komentar: