Semoga semua dalam lindungan Allah SWT. Saya bukan orang biasa yang menulis, mengetik cerita.tapi saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya ketika melakukan pendakian gunung gede di Bogor Jawa barat. Mohon maaf ya apabila kata-katanya kurang pas atau tidak sebagus penulis biasanya..
Ok...nama saya Novi nurcahyani Sugiyanto..panggil saja Ovie.saya salah satu member komunitas pendaki gunung..
Lama saya dan suami bekerja di Malaysia hingga akhirnya kami pulang ke Indonesia dan menetap di Bekasi Jawa barat.
Rasa rindu saya ingin mendaki gunung menggebu-gebu setiap hari nya.ketika itu yang saya agendakan gunung selamet via bambangan pada bulan Agustus tahun 2019.
Tapi tiba-tiba saya mendapat kabar gunung selamet erupsi dan akhirnya pendakian pun di tunda..
Lama berpikir,,,saya sharing dengan teman saya yang bernama bocor (ketua komunitas).
Saya minta rekomendasi dia, kira-kira gunung mana yang bisa saya daki dengan teman saya yang masih pemula.dan dia merekomendasikan gunung gede saat itu.
Saya mengiyakan dan kebetulan teman saya Evi, orang Jakarta timur Cakung ingin sekali naik gunung saat itu..
Singkat cerita tibalah saatnya kami berangkat ke kota Bogor tgl 29 November 2019.
Kami berangkat menggunakan kereta..darai stasiun Cakung menuju stasiun Bogor.
Tak lupa persiapan logistik sudah siap semua,dan saya berpamitan kepada suami saya untuk pergi..
Setelah perjalanan panjang hingga sempat tertidur di dalam gerbong kereta,
Akhirnya sampai lah kami di stasiun Bogor dan sudah ada dua teman laki-laki saya saat itu..
Mereka satu komunitas sama saya hanya beda wilayah saja, mereka rupanya sudah menunggu kami di dekat JPO depan stasiun Bogor.
Kami pun berangkat ke kontrakan teman kami yang letaknya lumayan jauh dari stasiun Bogor.
Sebut saja namanya keling dan gondrong.
Sesampainya di kontrakan kami pun packing ulang tas kami dan langsung menuju ke basecamp kang Aloy di Cibodas untuk mengurus simaksi.
Pukul 14.23 kami sampai di basecamp kang Aloy..Keling bertanya kepada saya..."teh apa yakin mau nanjak sore ini..??..mendung takut hujan udah mulai kabut...(cuaca saat itu memang sedikit mendung..)
Gondrong pun melanjutkan omongan keling..."Apa mau besok pagi aja,kita tidur di basecamp malam ini..??
Saat itu saya sedang halangan (haid).tapi sudah memasuki hari-hari terakhir kalau tidak salah 4/5 hari saya sudah haid.
Ya menjawab...."iya kang naik aja gapapa..
Evi pun melanjutkan ...."kita harus naik hari ini, karena malam Minggu saya harus udah sampai di Jakarta agar hari Minggu nya dapat beristirahat karna hari Senin pagi kerja..
Saya pun bertanya lagi...."apa resiko nya tinggi kang bila naik sore..??
Keling pun menjawab...."tidak teh cuman takut hujan aja...kalau soal haid tergantung kita, sugesti kita,kalau sudah niat insyaallah gapapa..asal jangan jorok jangan sompral,kalau mau buang air kecil di saring pakai tisu takut nya ada darah yang netes ke tanah..
😁Sedikit lega aku mendengar nya..
Dan dalam hati aku yakin,aku pasti akan baik-baik saja.....
Lalu kami pun makan dulu di warung sekitaran bescamp Cibodas seblum melanjutkan perjalanan menuju bescamp via putri.
Sampai lah kami di bescamp via putri,tapi saya kurang tahu parkir motor di tempat siapa..
Kami sudah siap dan akan memulai pendakian.
Saya sempat bersih-bersih dulu di WC basecamp dan mengganti pembalut,,saya liat darah sudah tidak keluar lagi hanya plek-plek saja sedikit...
Akhirnya kami pun mengawali pendakian dengan bismillah dan berdoa bersama...
Jalan aspal yang menanjak dan mulai memasuki ladang warga..kami bercerita, tertawa,tapi saya dan Evi banyak berhenti, mungkin karena sudah bertahun-tahun saya tidak naik gunung jadi serasa baru lagi..dan Evi teman saya pun sama terengah-engah ketika beberapa kali berjalan..(ini pendakian pertama Evi...).
Kami berjalan terus meski lambat..
Ketika sampai di pos 1 leugok leunca,kami
Bertemu beberapa pendaki yang hendak turun.
Teman saya keling sempat tertidur lama karna dia habis bergadang semalaman..(ada pekerjaan)..
Kami pun bersantai berpoto sambil menunggu keling bangun..
Saat itu ada 4 grup yang naik..
Grup saya 4 orang,,dari tambun 2 orang
Dari Garut 2 orang dan dari Tangerang seperti anak kuliah berjumlah 11 orang..
Kami melakukan pendakian pada hari Jumat malam Sabtu....
Akhirnya kami membangunkan Keling karena hari sudah semakin sore,,
Setelah siap,kami berpamitan kepada rekan-rekan pendaki lain untuk jalan duluan..
Kami berjalan lagi lambat lain sambil bercerita.
Saat tiba di tanjakan yang ada pohon tumbang di pinggir track,,dari jauh saya melihat ada kakek-kakek menggunakan baju hitam sedang duduk memegang tongkat kayu dengan wajah pucat,,saya melihat nya terus menerus..
Saya tak merasa heran atau takut, karena saya pikir itu adalah penduduk lokal yang mau berjualan di area pos pendakian atau di puncak gunung.. karena beberapakali kami pun sempat bertemu bapak-bapak yang memanggul dagangan nya menuju puncak gunung gede.
Tapi aneh nya...ketika semakin dekat sosok kakek itu hilang..saya langsung kaget dan menoleh ke gondrong dan keling..
Sempat saya mau menanyakan tentang kakek itu ke gondrong,dia melihat atau tidak ...Keling langsung memotong pembicaraan saya..."udah teh jalan aja terus pokus ke jalan jangan liat ke kiri dan ke kanan..(saya pikir Keling juga melihat apa yang saya lihat...).
Kami pun terus berjalan dan akhirnya sampai lah di pos 3 buntut lutung.
Karena hari mulai gelap waktu menunjukan pukul 17.53 kami memutuskan untuk beristirahat, membuat kopi dan gorengan tempe untuk kami makan sambil menunggu adzan magrib selesai..
Cukup lama kami beristirahat di pos 3 buntut lutung.
Waktu menunjukkan pukul 19.17 saat itu.
Kami bersiap-siap merapihkan tas kami dan membersihkan bekas sampah masak kami.
Saat mau memulai pendakian.. tiba-tiba saya ingin buang air kecil.. lagi-lagi keling mengingatkan saya agar memakai tisu untuk menyaring air kencing agar tidak ada darah yang netes ke tanah..
Saya pun mengangguk dan meminta antar ke Evi untuk menunggu saya ketika buang air kecil....
~di sini mulai lah keanehan terjadi.....
Saat itu Evi meminta duluan dan saya yang menunggu..... setelah itu baru saya yang buang air kecil...tak henti-henti saya membaca doa dan mencoba tenang agar semua baik-baik saja...saat selesai buang air kecil..tisu yang untuk menyaring pun saya masukan ke dalam pelastik lalu saya mencuci tangan dan plastik itu pun saya masukan ke dalam kantong jaket untuk nantinya di masukkan ke plastik sampah.
Saya lihat darah sudah tidak ada yang keluar lagi..hanya bekas plek saja..
Ketika mulai berdiri ada yang mengikuti gerakan saya..saya menoleh ke belakang..tidak apa-apa tapi ada suara seperti daun terinjak-injak....!!! kresek... kresek.... kresek...
Sontak bulu kuduk saya merinding..saya lalu berjalan menuju Evi tiba-tiba ada yang mendesah tepat di samping telinga saya..angin angin-angin nya sampai terasa ke leher saya..
Suara itu begitu kecil ...."hhhhhhaaaaaahhhhh....
Saya pun mengajak Evi untuk berjalan cepat menuju gondrong dan keling..
Di situ saya mencoba tenang..saya tau apa pun yang terjadi saya tidak boleh menceritakan nya..saya Evi Keling dan gondrong pun melanjutkan perjalanan menuju pos 4.
Gondrong bilang ...."teteh sama Evi mulai dari pos 3 ini track nya agak berat..apalagi kita jalan malam,kalau capek bilang capek ya..landai nya hanya sedikit...
Evi memimpin perjalanan saya kedua dan di belakang ada Keling dan gondrong..
Tak lama berjalan gondrong mengeluhkan tas nya yang terasa berat dua kali lipat.. seperti memikul beban banyak..jalan nya pun melambat.. langsung terdengar suara anak ayam ....."ciat..ciak..ciat....kurang lebih seperti itu suara nya tidak begitu jelas...
Di sini saya jelaskan (gondron dan keling ini orang asli Bogor).
Mereka hampir sering nanjak ke gunung gede pangrango untuk membawa tamu open trip dan tamu biasa yang ingin mendaki.
Itu sebabnya saya merasa aman mendaki dengan mereka.. selain karena mereka teman saya.. mereka juga penduduk lokal yang terbiasa dengan track gunung gede pangrango.
0 komentar: